Wilayah Pati yang berbatasan dengan laut Jawa, mengandalkan hasil
perikanan. Kabupaten ini menjadi salah satu penghasil ikan laut di Jawa
Tengah. Kurang lebih 15.917 orang bekerja di sektor ini.
Selain itu Pati dijuluki kota
Paranormal. Kota yang terletak 76
kilometer timur Semarang Jawa Tengah ini, memiliki lebih dari 1.000
orang, yang berprofesi sebagai dukun, paranormal atau yang lebih halus
disebut ahli pengobatan alternatif. Dari jumlah tersebut, 100 di
antaranya benar-benar telah teruji kekuatan daya linuwih-nya.
A Little town in central Java called Juwana
Di kecamatan Juwana, mayoritas penduduk desa ini bermata pencaharian
sebagai petani tambak, baik tambak Udang Windu maupun tambak Bandeng
atau juga sebagai petani garam. Namun tidak sedikit masyarakatnya yang
terjun di bidang niaga dan industri rumah tangga.
|
Salah satu sudut jalan kota Juwana |
|
Terminal Pasar Porda Juwana |
Desa Bakaran Wetan kecamatan Juwana
Bersama desa Bakaran Kulon yang letaknya bersebelahan, desa Bakaran
Wetan ini mempunyai para pengrajin batik Bakaran yang masih tetap
bertahan. Batik Bakaran merupakan batik tulis yang dikerjakan secara
tradisional dan telah menjadi salah satu ikon kota Juwana dan Kabupaten
Pati.
Dari sektor industri, di desa ini terdapat aneka industri rumah tangga
utamanya industri pengrajin kuningan yang banyak menyerap tenaga kerja
dari daerah sekitarnya bahkan dari kecamatan tetangga seperti kecamatan
Jakenan.
|
Kerajinan Kuningan Juwana |
|
Masjid Universitas Gajah Mada Yogyakarta |
Kota Juwana dilalui oleh aliran sungai Silugonggo, salah satu Daerah
Aliran Sungai (DAS) Waduk Kedung Ombo. Pelabuhan Juwana menjadi salah
satu tulang punggung kekuatan perekonomian kecamatan Juwana. Pelabuhan
ini menjadi salah satu pintu masuk kapal-kapal pengangkut kayu dari
Kalimantan. Hasil tambak maupun tangkapan nelayan yang didapat antara
lain: bandeng, udang, tongkol, kakap merah, kepiting, ikan pe, cumi, dan
kerapu.
|
Sungai Silugonggo |
Secara keseluruhan, nilai perikanan laut kurang lebih Rp 164,50 milyar.
Hasil laut ini dijual di tempat pelelangan ikan (TPI). Ada enam TPI yang
tersebar di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Batangan, Juwana, Tayu,
dan Dukuhseti. TPI Bajomulyo di Juwana menjadi TPI dengan nilai lelang
terbesar. Hasil pelelangan ikan di TPI ini Rp 117,93 milyar, padahal
total nilai ikan basah hasil pelelangan di enam TPI Rp 150,27 milyar.
Jadi, 94,14 persen nilai hasil lelang ikan diperoleh dari TPI Bajomulyo.
|
Tempat pelelangan ikan |
|
Areal pertambakan ikan bandeng |
Produksi ikan segar di Kabupaten Pati terbesar berasal dari budidaya
tambak. Potensi tambak Kabupaten Pati tersebar di 7 (tujuh) kecamatan
yaitu masing-masing di kecamatan Batangan, Juwana, Wedarijaksa,
Trangkil, Margoyoso, Tayu dan Dukuhseti. Potensi tambak terbesar berada
di kecamatan Juwana.
Selain ikan segar, banyak pula diusahakan pengawetan atau pengeringan
ikan menjadi ikan asin, ikan pindang, ataupun ikan asap. Industri
pengawetan ikan memproduksi 5.992 ton ikan asin, dan 5.919 ton ikan
pindang dan ikan asap.
|
Kapal Menyang yang terbuat dari kayu |
Produksi tangkapan ikan tidak dapat diprediksikan layaknya jenis ikan
yang dibudidayakan. Hasil tangkapan ikan yang akan dipindang sangat
tergantung pada kondisi iklim dan cuaca. Umumnya, pada waktu musim panas
(kemarau), yakni antara bulan April hingga akhir Oktober, demikian pula
pada saat musim hujan yang disertai dengan angin kencang, jumlah
tangkapan ikan yang akan dipindang menurun. Umumnya tangkapan ikan
meningkat pada bulan November hingga akhir Maret setiap tahunnya.
|
Galangan kapal rakyat |
|
Mencuci ikan dan merebus |
|
Gudang tempat penyimpanan ikan pindang |
Kelompok Usaha Pengolahan pemindangan ikan
Pengusaha pemindangan ikan yang melakukan seluruh aktivitas usaha, mulai
dari penangkapan ikan, pengolahan dan perdagangan. Pada umumnya
kelompok pola usaha ini merupakan usaha skala menengah dan besar.
Pengusaha yang membeli ikan dari nelayan atau pedagang kecil kemudian
mengolah ikan tersebut melalui pemindangan ikan, memasarkan, baik
menjual secara langsung untuk pasar lokal maupun ke pedagang besar. Pola
usaha seperti ini umumnya adalah usaha skala kecil dan menengah.
Fasilitas Produksi dan Peralatan
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam pengolahan ikan pindang
harus dipastikan tidak mengandung karat, tidak merupakan sumber zat
renik, tidak sedang mengalami kerusakan dan mudah dibersihkan. Peralatan
utama yang umum digunakan untuk pemindangan ikan dikelompokkan menurut
tahap kegiatannya, yakni:
Tahap
|
Alat
|
Fungsi
|
Persiapan | Pompa air/sumur | Sumber air untuk pencucian dan perebusan ikan yang akan dipindang |
Timbangan | Menimbang ikan dan garam |
Tong | Wadah ikan setelah selesai ditimbang |
Ember | Wadah pencucian ikan sebelum diolah |
Keranjang plastik | Wadah merebus ikan dan meniriskan ikan setelah direbus |
Perebusan | Kompor | Sumber api untuk merebus air dan garam |
Tungku | Merebus air dan garam |
Pengaduk | Terbuat
dari bahan kayu atau plastik atau bahan lain yang tidak mencemari
ikan pindang. Pengaduk dipakai untuk mengaduk ikan dan garam serta
air dengan garam |
Keranjang plastik | Tempat
ikan pindang yang akan direbus, keranjang ini digunakan agar ikan
pindang tidak berserak waktu masuk ke tungku perebusan |
Seser | Mengambil kotoran-kotoran yang terdapat dalam air rebusan |
Pengeringan/
Penjemuran | Ayak | Meratakan sebaran ikan pindang sebelum dikeringkan |
Blower/kipas angin | Mendinginkan ikan pindang yang baru diangkat dari perebusan, |
Kledet | Menjemur ikan pindang setelah diolah |
Penyimpanan dan Pengemasan | Plastik | Tempat penyimpanan ikan pindang yang sudah dijemur untuk kelompok kemasan kecil |
Kranjang (Besek) | Tempat penyimpanan ikan pindang yang sudah diolah untuk dipasarkan |
Basket | Wadah ikan pindang yang sudah diolah |
Ini blog kok main kopi paste tulisan dan poto2 pribadiku, aku harap dihapus postingan ini, jika tidak, aku laporkan ke polisi dan google, kowe ternyata cuma bisa kopi paste gk kreatif blas !
BalasHapus