contoh-contoh laporan ikhtiologi


                                                            I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Secara teori para ahli memperkirakan ada sekitar dua puluh ribu sampai dengan empat puluh ribu spesies yang mendiami permukaan bumi ini, dan empat ribu diantaranya menghuni perairan Indonesia baik laut, payau dan perairan tawar. Jumlah spesies ikan yang tercatat di daerah Riau diperkirakan mencapai tiga ratus spesies ikan. Dari jumlah tersebut antara spesies yang satu dengan yang lainnya sudah tentu memiliki beberapa kesamaan dan identifikasi, yang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai dasar pengklasifikasian (Manda et al, 2005).
Propinsi Riau merupakan salah satu propinsi yang memiliki wilayah daratan 94.561 km2  dan 3.241 pulau-pulau yang memiliki empat satuan wilayah sungai yaitu sungai Rokan, siak, Kampar dan sungai Indragiri  yang merupakan perairan yang potensial untuk pembangunan usaha perikanan (Yuniarti, 2000).
Cephalaspidomorphi, Condrichthyes dan Osteichthyes dimasukkan ke dalam Pisces, merupakan kelompok hewan yang sangat besar dan banyak diminati orang, sehingga kelompok hewan ini mendapat perhatian sebagai bidang ilmu khusus yakni iktiologi. (Romimohtarto, 2005).
Bentuk linea lateralis setiap ikan berbeda-beda sesuai dengan habitat dan lingkungannya, begitu juga dengan sisik ikan. Maka dari itu dirasa amat perlu bagi kita sebagai masyarakat perikanan untuk mempelajari segala hal-ikhwal tentang linea lateralis ikan.
Mempelajari perhitungan-perhitungan sisik pada ikan sangatlah perlu sebab dengan demikian dapat diketahui jenis-jenis dari ikan itu sendiri serta diketahui mana ikan yang bersisik dan yang tidak. Selain itu, dengan menggunakan metode tertentu, kita dapat pula menentukan umur dari ikan tersebut.
1.2. Tujuan Pratikum
Adapun tujuan praktikum adalah untuk mengetahui seluk beluk tentang ikan yang kita amati khususnya pada linnea lateralis, perhitungan sisik dan morphometrik. Seperti susunan linnea lateralis, bentuk linnea lateralis, jumlah baris linnea lateralis, perhitungan jumlah sisik seperti jumlah sisik didepan sirip punggung, jumlah sisik pipi, jumlah sisik disekeliling badan, jumlah sisik batang ekor, jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah sisik diatas dan dibawah garis rusuk dan ukuran morphomerik itu sendiri.
1.3. Manfaat Pratikum
Adapun manfaat praktikum ini kita dapat memperoleh informasi dasar menegenai berbagai macam bentuk dari linea literalis dan juga berbagai variasi dari jumlah sisik pada setiap ikan yang berbeda.












                                    II. TINJAUAN PUSTAKA

Manda et al (2005), Linnea Lateralis pada ikan adalah garis yang dibentuk oleh pori, jadi linnea lateralis ini terdapat pada ikan yang bersisik maupun tidak bersisik. Bentuk linnea lateralis umumnya bervariasi demikian juga jumlah sisik yang membentuk linnea lateralis. Data pengukuran bagian-bagian dari tubuh suatu spesies ikan penting artinya untuk keperluan determinasi hubungan morphometrik dan analisa pertumbuhan.
Indonesia sebagai negara maritim mempunyai tatanan geografis yang rumit dilihat dari topografi dasar lautnya. Dasar perairan Indonesia di berbagai tempat, terutama di kawasan barat, menunjukan bentuk yang sederhana atau rata dan hampir seragam, tetapi di tempat lain, terutama di kawasan timur, menunjukan bentuk-bentuk yang lebih majemuk tidak teratur dan rumit (Feliatra et. Al, 2003)
Untuk propinsi Riau produksi perikanan umum adalah sebesar 12.706,6 ton atau 7% dari seluruh produksi prikanan Riau, dimana produksi perikanan tersebut  berasal dari kabupaten indragiri hulu, Kampar, Bengkalis dan Indragiri hilir (Evy, Mujianti dan Sujono, 2001).
 Budidaya laut merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah kelestarian populasi maupun peningkatan produksi iakn yaitu dalam upaya mengatasi permintaan yang meningkat.Banyak permintaan pasar seperti nagara Hongkong,Singapura,Korsel,Taiwan dan Jepang yang merupakan salah satu makanan popular dinegara tersebut,sekaligus upaya untuk melestarikan keanakaragaman jenis hewan aquatic potensial sebagaaisalah satu komoditas ekspor dibidang sub sector perikanan sebagai salah satu sumber devisa negara (Hermawan et al,2000)
Secara teori para ahli memperkirakan ikan yang mendiami permukaan bumi ini sekitar 20.000 sampai 40000 spesies dan 4000 spesies diantaranya menghuni perairan Indonesia baik laut, payau, maupun perairan tawar (Pulungan, C, Efrizal, t. Dan  Sagita, D.A, 2001)
Menurut Tim penyusun buku penuntun praktikum ikhtiologi (2010), linea lateralis pada ikan adalah suatu garis yang dibentuk oleh pori, dapat ditemukan pada ikan bersisik dan tidak bersisik. Bentuk linea lateralis pada umumnya bervariasi demikian juga dengan jumlah sisik yang membentuk linea lateralis.



















                                                II. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum iktiologi ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 3 April  2012 yang dimulai dari pukul 08.30 WIB – 10.30 WIB. Praktikum ini diadakan di laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. 

3.2. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan sebagai objek praktikum ini adalah beberapa jenis ikan baik ikan laut maupun ikan air tawar, diantaranya adalah: Ikan Bawal Air Tawar, Ikan Belut, Ikan Lele Dumbo, Ikan Gabus, Ikan Bawal Putih,  Ikan Lidah, dan Ikan Tongkol.
Sedangkan alat-alat yang dipakai seperti nampan, penggaris, pensil, pulpen, serbet dan buku gambar praktikum iktiologi.

3.3. Prosedur Praktikum
Dalam melakukan praktikum, ikan yang dijadikan objek praktikum terlebih dahulu dibersihkan kemudian diletakkan di atas nampan. Amati ikan tersebut  kemudian gambarlah ikan yang dipraktikumkan. Selanjutnya lakukanlah pengukuran morphometrik terhadap tubuh ikan untuk mengetahui panjang total (TL), panjang baku (SL), tinggi badan (Bdh), panjang kepala (Hdl), dan panjang tubuh (FL), SnL, IorL , AL, DL, ED, dan pengukuran morphometrik lainnya. Lalu tentukan susunan dan bentuk linnea lateralis, dan hitung jumlah sisik ikan yang menjadi objek praktikum. Selain itu praktikum ini berpedoman pada buku penuntun praktikum  iktiologi dan buku-buku literatur yang berhubungan dengan hasil pengamatan selama praktikum berlangsung.
Lalu, setelah praktikum selesai dilaksanakan cucilah nampan yang telah dipakai dalam praktikum.

                                    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum
Dari hasil pengamatan diperoleh ukuran panjang total (TL), panjang baku (SL), tinggi badan (Bdh), panjang kepala (Hdl), panjang tubuh (FL) sebagaimana tertera dalam tabel berikut:
No
Nam Ikan
TL
(mm)
SL
(mm)
Bdh
(mm)
Hdl
(mm)
FL
(mm)
1
Cynoglasus lingua
250
260
25
24
15
2
Colossoma macropomum
245
110
155
30
19
3
Channa striata
290
112
65
15
23
4
Clarias gariepinus
145
90
45
20
45
5
Euthynnus pelamis
235
200
60
35
25
6
 Stromateus cinereus
210
140
120
25
34
7
 Fluta alba
260
150
-
11
-


4.2 Pembahasan
4.2.1. Ikan Lidah (Cynoglosus lingua)
              Adapun klasifikasi dari Ikan Lidah adalah sebagai berikut:
Ordo                  : Heterosoma
Family               : Soleidae
Genus                : Cynoglosus
Spesies              : Cynoglosus lingua
Ikan ini mempunyai tubuh yang non bilateral simetris. Bentuk mulutnya non proctractile dan ukuran mulutnya sempit. Ikan ini tergolong dalam kelas Osteichthyes dengan cirinya yang memiliki rahang dan overculum, dirhinous dan memilki rangka tulang sejati. Ikan ini juga mempunyai Linea Lateralis lengkap. Jumlah linea lateralisnya adalah lebih dari satu.
Posisi sudut mulut ikan ini adalah tegak lurus dengan bagian belakang bola mata. Bibirnya tak berlipatan dengan ukuran sedang. Bibir atas dan bawahnya bersambungan. Moncong ikan ini adalah tumpul, dan ikan ini tidak mempunyai sungut sama sekali.
Ikan ini mempunyai sirip punggung yang menyatu dengan sirip ekornya. Begitu juga dengan sirip perut,dada, dan sirip anusnya yang menyatu. Ikan ini mempunyai sisik diseluruh tubuhnya. Jumlah sisik ikan ini adalah:
a.       Depan sirip punggung         : 17
b.      Sisik pipi                             : 8
c.       Sekeliling badan                  : 20
d.      Sisik batang ekor                 : 3
e.       Pada garis rusuk                  : 52
f.       Di atas garis rusuk               : 43
g.      Di bawah garis rusuk          : 41






Gambar 1. Ikan Lidah (Cynoglasus lingua)
4.2.2. Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum)
                        Adapun klasifikasi Ikan Bawal Air Tawar adalah sebagai berikut :
        Ordo                    : characoidei
        Family                 : characidae
        Genus                  : colossoma     
        Spesies                : Colossoma macropomum

Ikan Bawal Air tawar memiliki cirri –ciri badan pipih compressed, bentuk mulut proctractile, ukuran bibir sempit, posisi sudut mulut 1 garis lurus dengan sisi bawah bola mata, ukuran bibir tipis, bibir atas tidak bergerigi, ikan ini tidak memiliki sungut.
Selain itu, sirip punggung sempurna dengan jumlah 2 sirip punggung, memiliki 1 jari-jari keras melemah dengan jumlah jari-jari sirip iunggung 14, letak sirip punggung di pertengahan badan, permulaan sirip punggung di depan sirip perut, sirip punggung terpisah dengan sirip ekor.
Sirip dada memiliki 1 jari-jari keras melemah dengan jumlah jari-jari sirip 20, posisi dasar sirip dada oblique, posisi sirip dada dibawah linea lateralis persisi dibawah sudut operculum. Sirip perut memiliki jari-jari keas melemah 1 dengan jumlah jari-jari sirip perut 7, terletak subabdominal. Sirip anus memiliki 1 jari-jari keras melemah dengan jumlah jari-jari sirip 30, keadaan sirip anus tidak bersambung dengan sirip ekor, sirip anus tidak diliputi sisik. Sirip ekor memiliki 1 jari-jari keras melemah dengan jari-jari sirip ekor 32, bentuk sirip ekor bercagak.









            Gambar 2. Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macromapum)

4.2.3. Ikan Gabus (Channa striata)
            Adapun klasifikasi Ikan Gabus adlah sebagai berikut  :
Ordo                : labyrinthici
Family             : ophiocephaloidae
Genus              : Channa
Spesies            : Channa striata

            Ikan Gabus secara umum mempunyai ciri-ciri yaitu: kepala bersisik, permulaan sirip punggung diatas atau sedikit dibelakang sirip dada. Sirip punggung panjang dan dasarnya hampir mencapai pangkal sirip ekor. Kepala berbentuk kepala ular. Diantara jari-jari sirip punggung sebelah depan dan garis rusuk 4-5 baris sisik. Sirip dada lebih pendek daripada bagian di belakang  mata.
            Ikan gabus (Channa striata) mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh agak bulat, lonjong dan makin kearah ekor makin gepeng. Bagian punggungnya cembung sedangkan bagian ventralnya rata. Sirip punggung jari-jari lemah, lebih panjang lebar dari dubur dengan 38-47 jari-jari lemah. Pada sirip duburnya terdiru dari 25-28 jari-jari lemah. Sirip perutnya berjumlah 15-17 jari-jari lemah. Sedangkan linea lateralisnya sempurna. Ikan ini memiliki ekor yang berbentuk rounded (bundar).
Ikan ini memilki sirip dada, sirip punggung, sirip perut, sirip anus, sirip ekor dan juga memilki sirip tambahan dan ekor bulat. Ikan gabus  (Channa striata) memiliki bentuk tubuh picak bulat, mulut sub terminal, tergolong kepada ikan yang memiliki rahang dan terdapat tutup insang. Memiliki sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus dan sirip ekor.  Ikan ini bersifat nocturnal dan hidup di air tawar.







                                                Gambar 3. Ikan Gabus (Channa striata)
4.2.4. Ikan Lele Dumbo(Clarias gariepinus)
            Adapun klasifikasi Ikan Lele Dumbo adalah sebagai berikut :
Ordo                : Ostariophysi
Family             : Clariidae
Genus              : Clarias
Spesies            : Clarias gariepinus
Ciri-ciri ikan lele dumbo mempunyai kulit yang tidak bersisik (licin), berwarna gelap pada bagian punggung dan sisi tubuh.bila dalam keadaan stress kulitnya seperti mosaic berwarna gelap dan tolol putih (terang). Mulut lebar sehingga memakan mangsannya yang panjangnyaseperempat panjang tubuh ikan lele dumbo. Disekitar tubuhnya terdapat delapan buah sungut yang berfungsi sebagai peraba.






                                                Gambar 4. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
4.2.5. Ikan Tongkol (Euthynnus pelamis)
            Adapun klasifikasi Ikan tongkol adalah sebagai berikut :
Ordo                : Gobiodia
Family             : Scombridae
Genus              : Euthynnus
Spesies            : Euthynnus pelamis
              Ikan Tongkol (Euthynus pelamis) berciri-ciri mulut non protactile, mulut sedang, posisi sudut mulut dengan bola mata tegak lurus atau sedikit de belakang bola mata, bibir tipis, bibir atas ditutupi kulit lipatan hidung, bibir atas bersambung dengan bibir bawah, rostrum pendek, tumpul, tidak ada duri, tidak ada sungut.Menambahkan bahwa ikan ini tubuhnya tidak bersisik kecuali daerah dada yang seolah-olah memberi lapisan tersendiri dan memiliki finlet.






                                    Gambar 5. Ikan Tongkol (Euthynnus pelamis)
4.2.6. Ikan Bawal Putih (Stromateus cinereus)
            Adapun klasifikasi Ikan Bawal Putih adalah sebagai berikut :
Ordo                : Perciformes
Family             : Strimatidae
Genus              : Stromateus
Spesies            : Stromateus cinereus
Ikan bawal putih adalah ikan yang mendiami ekologi perairan laut yaitu dengan bentuk tubuhnya pipih dengan badan yang tinggi yang menyerupai bentuk belah ketupat. Ciri-ciri ikan bawal putih adalah tidak memiliki sisik dan memiliki susunan linnea lateralis yang lengkap dan sempurna, bentuk linnea lateralis hampir menyerupai garis lurus dengan jumlah  linnea lateralisnya satu baris.
Morphometrik dari ikan bawal putih adalah SL 126 mm, TL 180mm, HD lingkungan 29 mm, ED10 mm, DL 35 mm, Po L 45 mm, AL 8 mm, VL 58 mm, Or W 16 mm, I or L 26. Dengan demikian ikan bawal putih adalah ikan yang memiliki bentuk tubuh yang bilateral simetris.








                                    Gambar 6. Ikan Bawal putih ( Stromateus cinereus )


4.2.7. Ikan Belut (Fluta alba)
            Adapun klasifikasi Ikan Belut adalah sebagai berikut :
Ordo                : Synbranchoides
Family             : Synbranchidae
Genus              : Fluta
Spesies            : Fluta alba
            Ikan Belut, merupakan ikan air tawar yang hidup di dalam lumpur, memeliki bentuk tubuh panjang seperti ular, tidak bersisik, kulitnya licin mengeluarkan lendir, matanya kecil hampir tertutup oleh kulitnya, memiliki bentuk mulut terminal yang pada langit-langit dan rahangnya ada gigi-gigi kecil berbentuk kerucut, celah insangnya kecil berbentuk lonjong terletak sedikit kesebelah bawah kepala. Sirip punggung, sirip punggung dan sirip dubur merupaka lipatan kulit yang kecil dan saling berhubungan, sirip perut dan sirip dada tidak ada sama sekali. Ikan belut memiliki linea lateralis lengkap dan sempurna.









                                                Gambar 7. Ikan Belut ( Fluta alba )

                                                V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil prakikum dapat disimpulkan bahwa ikan-ikan tersebut memilki linnea lateralis yang lengkap dan sempurna. Susunan linnea lateralis pada ikan ada tiga macam yaitu linnea lateralis lengkapdan sempurna merupakan garis lurus atau melengkung yang memanjang dari sudut atas operculum sampai kebatas pangkal sirip ekor. Linnea lateralis lengkap tetapi tidak sempurna merupakan linne lateralis yang terbentuk terdiri dari beberapa garis yang tidak saling berhubungan. Sedangkan linnea lateralis tidak lengkap merupkan pada bagian yang tertentu dari badan yang dilalui oleh linnea lateralis. Susunan, bentuk dan jumlah linnea lateralis dan morphometrik pada ikan tergantung pada habitat dan lingkungannya.

5.2. Saran
            Sebaiknya, semua orang yang terlibat dalam proses praktikum ikhtyologi ini saling bekerjasama dan tidak merugikan satu sama lain agar ilmu yang disampaikan pun dapat bermakna dan benar-benar menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.










                                                            DAFTAR PUSTAKA

Manda, R., I. Lukystiowati, C. Pulungan dan Budijono. 2005. Penuntun Praktikum Ichthyologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru

Evy,R., Endang Mujiani  dan  K. Sujono.2001. Usaha Perikanan di   Indonesia. Mutiara Sumber Widya. Jakarta. 96 hal.

Yuniarti. 2000. inventarisasi dan identifikasi ikan Channidae yang terdapat di Sungai Kampar Propinsi Riau. Laporan Praktek lapang. Fakultas perikanan dan ilmu kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru. 32 hal (tidak diterbitkan).
Mudjiman, A.2001. Makanan ikan. cel ke-15. PT Penebar Swadaya. Jakarta. 190 hal.
Tim Iktiologi. 2010. Penuntun Praktikum Iktiologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru





















         LAMPIRAN



Tidak ada komentar:

Posting Komentar