Ary Andri Riyanti
Minggu, 18 November 2012
Selasa, 13 November 2012
pengolahan ikan pindang
Pengolahan Ikan Pindang
Wilayah Pati yang berbatasan dengan laut Jawa, mengandalkan hasil perikanan. Kabupaten ini menjadi salah satu penghasil ikan laut di Jawa Tengah. Kurang lebih 15.917 orang bekerja di sektor ini.
Selain itu Pati dijuluki kota Paranormal. Kota yang terletak 76 kilometer timur Semarang Jawa Tengah ini, memiliki lebih dari 1.000 orang, yang berprofesi sebagai dukun, paranormal atau yang lebih halus disebut ahli pengobatan alternatif. Dari jumlah tersebut, 100 di antaranya benar-benar telah teruji kekuatan daya linuwih-nya.
Di kecamatan Juwana, mayoritas penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani tambak, baik tambak Udang Windu maupun tambak Bandeng atau juga sebagai petani garam. Namun tidak sedikit masyarakatnya yang terjun di bidang niaga dan industri rumah tangga.
Salah satu sudut jalan kota Juwana |
Terminal Pasar Porda Juwana |
Bersama desa Bakaran Kulon yang letaknya bersebelahan, desa Bakaran Wetan ini mempunyai para pengrajin batik Bakaran yang masih tetap bertahan. Batik Bakaran merupakan batik tulis yang dikerjakan secara tradisional dan telah menjadi salah satu ikon kota Juwana dan Kabupaten Pati.
Dari sektor industri, di desa ini terdapat aneka industri rumah tangga utamanya industri pengrajin kuningan yang banyak menyerap tenaga kerja dari daerah sekitarnya bahkan dari kecamatan tetangga seperti kecamatan Jakenan.
Kerajinan Kuningan Juwana |
Masjid Universitas Gajah Mada Yogyakarta |
Sungai Silugonggo |
Tempat pelelangan ikan |
Areal pertambakan ikan bandeng |
Selain ikan segar, banyak pula diusahakan pengawetan atau pengeringan ikan menjadi ikan asin, ikan pindang, ataupun ikan asap. Industri pengawetan ikan memproduksi 5.992 ton ikan asin, dan 5.919 ton ikan pindang dan ikan asap.
Kapal Menyang yang terbuat dari kayu |
Galangan kapal rakyat |
Mencuci ikan dan merebus |
Gudang tempat penyimpanan ikan pindang |
- Kelompok usaha 1
Pengusaha pemindangan ikan yang melakukan seluruh aktivitas usaha, mulai dari penangkapan ikan, pengolahan dan perdagangan. Pada umumnya kelompok pola usaha ini merupakan usaha skala menengah dan besar.
- Kelompok usaha 2
Pengusaha yang membeli ikan dari nelayan atau pedagang kecil kemudian mengolah ikan tersebut melalui pemindangan ikan, memasarkan, baik menjual secara langsung untuk pasar lokal maupun ke pedagang besar. Pola usaha seperti ini umumnya adalah usaha skala kecil dan menengah.Fasilitas Produksi dan Peralatan
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam pengolahan ikan pindang harus dipastikan tidak mengandung karat, tidak merupakan sumber zat renik, tidak sedang mengalami kerusakan dan mudah dibersihkan. Peralatan utama yang umum digunakan untuk pemindangan ikan dikelompokkan menurut tahap kegiatannya, yakni:
Tahap
|
Alat
|
Fungsi
|
Persiapan | Pompa air/sumur | Sumber air untuk pencucian dan perebusan ikan yang akan dipindang |
Timbangan | Menimbang ikan dan garam | |
Tong | Wadah ikan setelah selesai ditimbang | |
Ember | Wadah pencucian ikan sebelum diolah | |
Keranjang plastik | Wadah merebus ikan dan meniriskan ikan setelah direbus | |
Perebusan | Kompor | Sumber api untuk merebus air dan garam |
Tungku | Merebus air dan garam | |
Pengaduk | Terbuat dari bahan kayu atau plastik atau bahan lain yang tidak mencemari ikan pindang. Pengaduk dipakai untuk mengaduk ikan dan garam serta air dengan garam | |
Keranjang plastik | Tempat ikan pindang yang akan direbus, keranjang ini digunakan agar ikan pindang tidak berserak waktu masuk ke tungku perebusan | |
Seser | Mengambil kotoran-kotoran yang terdapat dalam air rebusan | |
Pengeringan/ Penjemuran | Ayak | Meratakan sebaran ikan pindang sebelum dikeringkan |
Blower/kipas angin | Mendinginkan ikan pindang yang baru diangkat dari perebusan, | |
Kledet | Menjemur ikan pindang setelah diolah | |
Penyimpanan dan Pengemasan | Plastik | Tempat penyimpanan ikan pindang yang sudah dijemur untuk kelompok kemasan kecil |
Kranjang (Besek) | Tempat penyimpanan ikan pindang yang sudah diolah untuk dipasarkan | |
Basket | Wadah ikan pindang yang sudah diolah |
Selasa, 30 Oktober 2012
Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal
Budidaya lele adalah salah satu bisnis yang cukup menjanjikan. Betapa
tidak permintaan pasar akan ketersediaan ikan lele semakin besar dari
tahun ke tahun. Dalam hal ini ikan lele yang paling mudah dibudidayakan
adalah ikan lele dumbo. Selain memiliki tekstur daging yang renyah
sehingga diminati banyak orang, ikan lele dumbo juga merupakan jenis
lele yang cepat besar, dan dalam perawatannya juga sangat mudah
dilakukan.
Meski
kondisi air tempat memelihara ikan lele dumbo tidak terlalu bersih,
tetapi ikan ini terbukti dapat bertahan hidup dan berkembang dengan
baik. Oleh sebab itu memelihara ikan lele di kolam terpal juga sangat
layak dilakukan.
Dengan membudidayakan iklan lele melalui terpal, maka salah satu keuntungan yang bisa didapatkan adalah usaha ini dapat dijalankan meski modal yang tersedia tidak terlalu besar.
Dalam budidaya ikan lele di kolam terpal dapat dijalani dengan dua tujuan, yaitu sebagai pembibitan dan juga sebagai konsumsi. Bila kita memilih budidaya ikan lele sebagai pembibitan juga merupakan pilihan yang sangat tepat, sebab kebutuhkan akan bibit ikan lele juga selalu semakin meningkat setiap saat. Selain itu budidaya ikan lele dengan tujuan konsumsi juga merupakan pilihan yang tidak salah, sebab kebutuhan akan ikan lele untuk bahan konsumsi juga semakin hari semakin meningkat pula.
Budidaya Iklan Lele Untuk Pembibitan
Hal yang perlu diketahui bila ingin membudidayakan ikan lele, khusus pada bidang pembibitan adalah saat pemijahan dan penetesan telur lele. Setelah menetas bibit ikan lele dapat dijual kepada peternak lain untuk dibesarkan atau dipelihari kembali hingga besar. Karena bibit lele langsung bisa dijual ketika menetas, sehingga merupakan salah satu peluang usaha yang cukup menjanjikan.
Penyediaan bibit ikan lele dengan ukuran 2-3 cm dapat tercapai ketika usia penetasan sudah mencapai sebulan. Umumnya pemeliharaan bibit dilakukan di kolom berlumpur atau sawah yang memerlukan lahan yang relatif lebih luas. Tetapi pemeliharaan bibit ikan lele juga sebenarnya bisa dilakukan di kolam terpal, meski hal ini tidak bisa dilukan dalam jumlah polulasi bibit yang terlalu besar. Agar bibit ikan lele cepat besar ketika memiliharanya pada kolam terpal, maka hal yang harus dilakukan adalah memberikan makanan berupa pelet yang cukup setiap harinya.
Untuk menjadikan bibit ikan lele hingga ukuran 5-7 cm, maka perlu waktu hingga 2 bulan. Setelah bibit mencapai ukuran ini, maka sejatinya sudah bisa dijual sebagai bibit yang mendatangkan profit bagi peternak.
Budidaya Ikan Lele Untuk Konsumsi
Lele untuk keperluan konsumsi dapat dipelihara ketika mencapai ukuran 5-7 cm. Ukuran bibit yang lebih besar, akan lebih baik pula untuk dibudidayakan. Agar panen berlangsung dengan cepat, yaitu sekitar 3-4 bulan masa budidaya, maka ikan harus diberi makanan ekstra dan optimal. Budidaya ikan lele untuk konsumsi dinilai cukup mudah, sebab ikan dengan ukuran lebih besar akan lebih tahan terhadap penyakit.
Persiapan Pembuatan Kolam Terpal
Hal yang paling utama dilakukan ketika ingin membudidayakan ikan lele untuk tujuan konsumsi adalah mempersiapakan tempat budidaya. Dalam hal ini dilakukan di kolam terpal, sehingga pembuatan kolam terpal adalah hal yang paling penting untuk dilakukan.
Dalam persiapan kolam terpal dibutuhkan material berupa terpal dan persiapan perangkat pendukung lainnya. Untuk 100 ekor ikan lele, maka kolam yang harus dipersiapkan adalah dengan ukuran 2 x 1x 0.6 meter. Pembuatan kolam bisa dilakukan dengan menggali tanah dan kemudian diberi terpal atau dengan membuat rangka dari kayu dan kemudian diberi terpal. Cara menggali tanah yang kemudian diberi terpal adalah cara yang paling tepat karena akan membuat kondisi terpal lebih tahan lama.
Pemeliharaan Ikan Lele
Kolam terpal yang sudah tersedia, kemudian diisi dengan air yang tidak terlalu dalam terlebih dahulu. Untuk bibit ikan lele yang berukuran 5-7 cm bisi diisi dengan air 40 cm. Hal ini dilakukan agar anakan ikan tidak merasa capek naik turun dari dasar kolam untuk mengambil oksigen. Seiring dengan pertambahan usia dan juga ukuran tubuh ikan lele, maka kedalaman air kolam juga bisa dilakukan. Perlu disediakan pula rumpon atau pelindu untuk lele. Karena lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah tertutup.
Pemberian pakan pelet dilakukan 2 kali sehari. Lebih bagus dilakukan pemberian makanan lebih dari dua kali sehari, tetapi dengan jumlah yang lebih sedikit. Bila lingkungan tersedia pakan alami seperti bekicot, kerang, keoang emas, rayap dan lain-lain, dapat dilakukan untuk menambah makanan alami untuk lele. Makanan alami ini selain menghemat pengeluaran juga bisa memberi kandungan protein yang tinggi sehingga pertumbuhan lele akan lebih cepat.
Penggantian air kolam terpal juga perlu dilakukan 10-30 persen setiap minggu. Meski ikan lele dianggap tahan terhadap kondisi air, tetapi bila air kolam terpal tidak diganti akan membuat kondisi air menjadi bau. Dengan kondisi air yang berbau akan membuat ikan lele mudah diserang penyakit.
Khusus untuk ikan lele pada usia 1 bulan, perlu dilakukan seleksi dan pemisahan yang memiliki ukuran yang berbeda.Meski Lele dumbo tahan terhadap kondisi air yang buruk ada baiknya perlu diganti air sekitar 10-30% setiap minggu, agar kolam tidak terlalu kotor dan berbau. Penyakit pada ikan lele mudah menyerang pada air dengan kondisi yang kotor. Pada usia satu bulan atau lebih, maka jika diperlukan perlu dilakukan seleksi dan pemisahan lele yang memiliki ukuran yang berbeda. Biasanya lele mengalami pertumbuhan yang tidak sama, sehingga jika tidak dipisahkan lele dengan ukuran kecil akan kalah bersaing dalam berebut makanan. Selain itu pisahkan jika ada ikan yang terindikasi terserang penyakit agar tidak menular.
Dengan membudidayakan iklan lele melalui terpal, maka salah satu keuntungan yang bisa didapatkan adalah usaha ini dapat dijalankan meski modal yang tersedia tidak terlalu besar.
Dalam budidaya ikan lele di kolam terpal dapat dijalani dengan dua tujuan, yaitu sebagai pembibitan dan juga sebagai konsumsi. Bila kita memilih budidaya ikan lele sebagai pembibitan juga merupakan pilihan yang sangat tepat, sebab kebutuhkan akan bibit ikan lele juga selalu semakin meningkat setiap saat. Selain itu budidaya ikan lele dengan tujuan konsumsi juga merupakan pilihan yang tidak salah, sebab kebutuhan akan ikan lele untuk bahan konsumsi juga semakin hari semakin meningkat pula.
Budidaya Iklan Lele Untuk Pembibitan
Hal yang perlu diketahui bila ingin membudidayakan ikan lele, khusus pada bidang pembibitan adalah saat pemijahan dan penetesan telur lele. Setelah menetas bibit ikan lele dapat dijual kepada peternak lain untuk dibesarkan atau dipelihari kembali hingga besar. Karena bibit lele langsung bisa dijual ketika menetas, sehingga merupakan salah satu peluang usaha yang cukup menjanjikan.
Penyediaan bibit ikan lele dengan ukuran 2-3 cm dapat tercapai ketika usia penetasan sudah mencapai sebulan. Umumnya pemeliharaan bibit dilakukan di kolom berlumpur atau sawah yang memerlukan lahan yang relatif lebih luas. Tetapi pemeliharaan bibit ikan lele juga sebenarnya bisa dilakukan di kolam terpal, meski hal ini tidak bisa dilukan dalam jumlah polulasi bibit yang terlalu besar. Agar bibit ikan lele cepat besar ketika memiliharanya pada kolam terpal, maka hal yang harus dilakukan adalah memberikan makanan berupa pelet yang cukup setiap harinya.
Untuk menjadikan bibit ikan lele hingga ukuran 5-7 cm, maka perlu waktu hingga 2 bulan. Setelah bibit mencapai ukuran ini, maka sejatinya sudah bisa dijual sebagai bibit yang mendatangkan profit bagi peternak.
Budidaya Ikan Lele Untuk Konsumsi
Lele untuk keperluan konsumsi dapat dipelihara ketika mencapai ukuran 5-7 cm. Ukuran bibit yang lebih besar, akan lebih baik pula untuk dibudidayakan. Agar panen berlangsung dengan cepat, yaitu sekitar 3-4 bulan masa budidaya, maka ikan harus diberi makanan ekstra dan optimal. Budidaya ikan lele untuk konsumsi dinilai cukup mudah, sebab ikan dengan ukuran lebih besar akan lebih tahan terhadap penyakit.
Persiapan Pembuatan Kolam Terpal
Hal yang paling utama dilakukan ketika ingin membudidayakan ikan lele untuk tujuan konsumsi adalah mempersiapakan tempat budidaya. Dalam hal ini dilakukan di kolam terpal, sehingga pembuatan kolam terpal adalah hal yang paling penting untuk dilakukan.
Dalam persiapan kolam terpal dibutuhkan material berupa terpal dan persiapan perangkat pendukung lainnya. Untuk 100 ekor ikan lele, maka kolam yang harus dipersiapkan adalah dengan ukuran 2 x 1x 0.6 meter. Pembuatan kolam bisa dilakukan dengan menggali tanah dan kemudian diberi terpal atau dengan membuat rangka dari kayu dan kemudian diberi terpal. Cara menggali tanah yang kemudian diberi terpal adalah cara yang paling tepat karena akan membuat kondisi terpal lebih tahan lama.
Pemeliharaan Ikan Lele
Kolam terpal yang sudah tersedia, kemudian diisi dengan air yang tidak terlalu dalam terlebih dahulu. Untuk bibit ikan lele yang berukuran 5-7 cm bisi diisi dengan air 40 cm. Hal ini dilakukan agar anakan ikan tidak merasa capek naik turun dari dasar kolam untuk mengambil oksigen. Seiring dengan pertambahan usia dan juga ukuran tubuh ikan lele, maka kedalaman air kolam juga bisa dilakukan. Perlu disediakan pula rumpon atau pelindu untuk lele. Karena lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah tertutup.
Pemberian pakan pelet dilakukan 2 kali sehari. Lebih bagus dilakukan pemberian makanan lebih dari dua kali sehari, tetapi dengan jumlah yang lebih sedikit. Bila lingkungan tersedia pakan alami seperti bekicot, kerang, keoang emas, rayap dan lain-lain, dapat dilakukan untuk menambah makanan alami untuk lele. Makanan alami ini selain menghemat pengeluaran juga bisa memberi kandungan protein yang tinggi sehingga pertumbuhan lele akan lebih cepat.
Penggantian air kolam terpal juga perlu dilakukan 10-30 persen setiap minggu. Meski ikan lele dianggap tahan terhadap kondisi air, tetapi bila air kolam terpal tidak diganti akan membuat kondisi air menjadi bau. Dengan kondisi air yang berbau akan membuat ikan lele mudah diserang penyakit.
Khusus untuk ikan lele pada usia 1 bulan, perlu dilakukan seleksi dan pemisahan yang memiliki ukuran yang berbeda.Meski Lele dumbo tahan terhadap kondisi air yang buruk ada baiknya perlu diganti air sekitar 10-30% setiap minggu, agar kolam tidak terlalu kotor dan berbau. Penyakit pada ikan lele mudah menyerang pada air dengan kondisi yang kotor. Pada usia satu bulan atau lebih, maka jika diperlukan perlu dilakukan seleksi dan pemisahan lele yang memiliki ukuran yang berbeda. Biasanya lele mengalami pertumbuhan yang tidak sama, sehingga jika tidak dipisahkan lele dengan ukuran kecil akan kalah bersaing dalam berebut makanan. Selain itu pisahkan jika ada ikan yang terindikasi terserang penyakit agar tidak menular.
Disadur dari sebuah blog.
Senin, 29 Oktober 2012
Fish Nugget
Bahan:
12 buah Fiesta Shrimp Stick, goreng
Saus:
1 sdm minyak sayur
6 butir bawang merah, cincang
3 siung bawang putih, cincang
50 g wortel, serut halus panjang
1 sdm kacang polong beku
4 sdm Fiesta saus tomat
3 sdm Fiesta saus cabai
1/2 sdt merica bubuk
1/2 sdt gula pasir
1 sdt garam
200 ml air
1/2 sdt tepung kanji, larutkan dengan sedikit air
Cara membuat:
# Tumis bawang merah dan bawang putih hingga layu.
# Tambahkan wortel dan kacang polong, aduk hingga layu.
# Masukkan bahan lainnya, aduk hingga mendidih.
# Tuangi larutan kanji, aduk hingga kental. Angkat.
# Taruh Fish Nugget di piring saji.
# Tuangi Sausnya. Sajikan segera.
Untuk 4 orang
Sedikit Tentang Perikanan
Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. Di Indonesia, menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian, perikanan dapat dianggap merupakan usahaagribisnis.
Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan pangan bagi manusia. Selain itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga, rekreasi (pemancingan ikan), dan mungkin juga untuk tujuan membuat perhiasan atau mengambil minyak ikan.
Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan,pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis)
Langganan:
Postingan (Atom)